Akhir-akhir ini
pustakawan memilki kesan yang kurang baik. Salah satu yang dikeluhkan pemustaka
yaitu pelayanan dari pihak pustakawan sendiri. Ada orang bilang pustakawan yang
bertugas diperpustakaan notabene bersikap jutek ataupun cuek. Hal itu menjadi
citra buruk bagi pustakawan. Sedangkan untuk merubah citra itu sendiri tidaklah
mudah butuh waktu yang tidak cepat. Perlahan tapi pasti, nampaknya menjadi
kutipan yang menarik untuk kajian kali ini. Dengan bersikap baik secara rutin
dampaknya akan menjadi baik pula. Penerapan 3 S (Senyum, Salam, Sapa) di
perpustakaan bisa menjadi tindakan yang patut dilakukan untuk sedikit demi
sedikit menghilangkan citra buruk tersebut. walaupun sepele namun ini akan berdampak
luas untuk praktek langsung dilapangan.
Pengertian citra
menurut Rhenald Kasali, mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena
pemahaman akan suatu kenyataan. Menarik atau tidaknya sesuatu bisa dilihat dari
apa yang ditampilkan. Citra bisa berarti penilaian terhadap diri seseorang atau
sesuatu, dalam hal ini pustakawan. Oleh karena itu agar pustakawan memiliki
citra yang baik langkah baiknya menerapkan 3 S dalam kesahariannya. Sikap yag
ditampilkan pustakawan akan berdampak positif bagi profesi pustakawan itu
sendiri, sebaliknya jika kita meyuguhkan sikap yang kurang baik hasilnya akan
tambah buruklah citra pustakawan tersebut. Penerapan 3 S, hal kecil yang bisa
merubah sesuatu yang tidak berharga menjadi sangat berharga. Dan itu bisa dilakukan
oleh pustakawan kita.
Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan peneglolaan dan pelayanan
perpustakaan. Orang yang sudah berkependidikan sudah sepatutnya tahu apa yang
sebaiknya dilakukan. Senyum, salam, sapa menjadi sikap yang sepele namun sulit
dilakukan bagi pribadi yang tidak supel. Jika peduli dengan profesi kita,
seharusnya calon pustakawan ataupu pustakawan sudah sepatutnya, sadar untuk
mengimplementasikan dalam keseharian. Dimulai dari hal yang kecil, untuk
mempengaruhi perubahan besar dalam diri pribadi pustakawan.
Keramahan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna
perpustakaan (pemustaka). Dengan keramahan, akan membawa presepsi dalam diri
seseorang, khususnya pemustaka untuk tidak segan-segan berkunjung lagi ke perpustakaan. Perpustakaan yang
semakin banyak dikunjungi, menunjukkan
kepedulian untuk menambah pengetahuan yang ada pada dirinya. Kemajuan
negara bisa dilihat dari kemajuan perpustakaannya, perpustakaan merupakan aset
masa depan. Perpustakaananlah letak semua ilmu berada. Agar pemustaka
kuantitasnya banyak, salah satu caranya dengan penampilan pustakawan yang ramah
dengan menerapkan 3 S (Senyum, salam, sapa).
Perilaku pustakawan akan berimbas pada citra pustakawan. Pustakawan
yang berperilaku santun dan terkesan baik akan memiliki daya tarik tersendiri
bagi pemustaka untuk dijadikan sosok yang di idolakan. Dengan begitu, profesi pustakawan
akan memiliki kedudukan yang setara dengan profesi lain. 3 S(Senyum, Salam,
Sapa) bisa dijadikan jurus terjitu untuk mempengaruhi presepsi pemustaka akan
sosok pustakawan. Menerapkan senyum, salam, sapa kemudian menerapkannya akan
berdampak pada citra pustakawan yang lebih baik.